Tuesday, July 10, 2012

Tanda Tanda Kiamat di Al Haram #Rehab Hati Bag 15

Hiruk pikuk tawaf terus berkecamuk, laksana amukan badai yang tak henti menghantam karang dipesisir pantai diam. Di sekeliling Baitullah inilah gelombang rindu dari penjuru Dunia tertumpahkan.

Jiwaku puas setelah menyelesaikan tawaf, selanjutnya aku berusaha untuk keluar dari gencatan tubuh-tubuh besar diantara kerumunan tepat di bibir pintu multazam, menyelinap melawan arus yang terus menghimpitkan tubuh ke dinding Baitullah.

Diantara kecamuk aktifitas tawaf disana terlihat para mutawa al Haram terus mengingatkan para jemaah yang histeris dan menciumi dinding multazam hingga hampir lupa diri.

“Bid’ah ya hajj.. bid’ah ya hajj.. khalas khalas…”
Katanya sambil memegang bahu mereka dan mendorongnya untuk segera melanjutkan tawaf. Perilaku seperti ini memang tidak dicontohkan dan sangat mengganggu aliran tawaf. Namu banyak jemaah yang tak kuasa menahan diri dari tarikan magnetis yang menarik dan membuat mereka - yang bertemu pertama kalinya bertemu dengan Baitullah – ingin mendekat dan memeluknya erat.

Baru sekitar 5 menit dari saat itu aku bisa keluar, mencari letak Hijr Ibrahim dan Hijir Ismail untuk menunaikan dua rakaat di masing-masingnya, untuk menutup rangkaian prosesi tawaf.

Proses selanjutnya adalah sa’I, berlari-lari kecil antara bukit safa dan marwa. Dua bukit yang terpisah jarak sekitar 200 meter itu kini telah berada di dalam kubah masjidil haram dan menjadi bagiannya. Bahkan situs ini telah ditingkatkan hingga 4 lantai keatas untuk antisipasi musim haji dan ramadhan yang selalu padat pengunjung.

Tak ayal lagi, suasana sa’i kini tidak lagi bernuansa alami. Disana tidak ada lagi cerita bukit safa yang panas atau debu-debu beterbangan di bukit marwa. Lantainya telah dilapisi marmer yang sejuk, batu alami di kedua bukit itu telah dibatasi dinding kaca. Hingga para jemaah harus puas dengan memandanginya dibalik kaca tebal yang mengelilinginya. Begitupun bukit marwa, meski tempat itu masih layak untuk disebut bukit karena puncaknya masih telanjang. Hanya saja tanjakan menuju bukit itu saat ini bisa ditempuh dengna kursi roda automatis yang ada disana.

Jemaah dapat dengan mudah menunaikan 7 putaran bolak-balik antara safa dan marwa itu dalam dua koridor terpisah membentuk lingkaran oval memanjang. Dilantai satu ini suasana sa’i masih terasa, karena masih ada tanjakan dan turunan, juga bisa menatap langsung bebatuan asli di bukit tersebut. Namun beda halnya ketika koridor lantai satu yang lebarnya masing-masing berkisar hanya 5 meter ini telah penuh sesak. Tak ada pilihan, jemaah harus rela sa’i di lantai dua, tiga atau empat.

Saya pun naik ke lantai 4. Di lantai ini proses sa’i hanya berbentuk jalan-jalan santai saja. Bolak-balik mengitari dua kubah yang membentuk payung raksasa dua bukit safa dan marwa yang terletak jauh di lantai satu sana.

Inilah sa’i dijaman yang sudah modern. Di pinggiran jalanan sa’i telah tersedia kran-kran air zamzam yang bisa diminum sepuasnya, kapanpun. Di sebelah kiri masjid, gedung raksasa “Royal Clock Tower Mecca” sudah hampir sempurna. Disekitaran al haram, bebukitan sedang dipenggal dengan mesin-mesin kasar. Bunyi meraung-raung, debu-debu beterbangan. Disebelah kanan dua tower al haram baru sedang didirikan. Sebentar lagi masjid ini melebar hingga kelantai 5, 6 dan 7 membentuk lingkaran tak sempurna mengelilingi Baitullah.

Tak lama lagi bangunan mewah apartement dan hotel-hotel berdiri bak pucuk yang tumbuh liar dimusim semi.

Gedung gedung dan gedung! Bangunan serakah itu sebentar lagi sempurna. KFC milik si yahudi telah nongkrong di pojokannya, Dar Al Tauhid Hotel yang menjadi bagian dari rantai InterContinental Hotel Group yang juga milik Amerika telah lama berdiri dipelataran Al Haram.

Pertanda apakah ini?

Dari  Abu  Hurairah rhadiyallahu ‘anhu, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: "Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga orang-orang berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan." [[1]]

Dari Anas rhadiyallahu ‘anhu, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: "Diantara tanda kiamat adalah manusia berlomba-lomba membangun masjid." [[2]]

Bukankah kesan itu telah muncul di hadapan?
Jiwaku seperti menggeletar menyaksikan semunya, seperti terbangun dari tidur yang panjang, mataku seperti sayu mengingat kembali tentang sebuah akhir yang terakhir dari dari arah jalanan yang kulalui selama ini. Tak sadar mataku berkaca-kaca;  ada kontruksi besar besaran di Al Masjid Al Haram.

"Mungkinkah bukit di sekeliling masjid di lembah ini akan diratakan...? Jika sudah rata, bukankah lembah suci yang terjaga itu kini tiada lagi, lembah itu kini berubah menjadi taman kota dengan gedung-gedung pencakar langit?”

Begitupun ketika kaki ini pertama kali mencapai halaman depan Masjid ini. Pengunjung disuguhi pemandangan yang mengherankan, ada logo KFC menyeringai di pojokan halaman al Haram. Tepat disebelah kanannya, berdiri angkuh sebuah kompleks apartemen & hotel yang ukurannya seakan ingin menelan masjid suci ini.

Disekelilingnya berdiri hotel-hotel megah, milik investor asing. Rasa heran saya semakin besar ketika memperhatikan sebuah logo di sebuah Hotel persis dihalaman Al Haram. Tertulis “Dar Et Tawhid InterContinental Hotel”. InterContinental Hotel Groups (IHG) ini adalah brand hotel milik Amerika yang memiliki lebih dari 3.500 hotel yang tersebar diseluruh dunia, 20 hotel diantaranya tersebar di seluruh jazirah ini.

Saat berziarah ke Madinah, disana keheranan itu dimulai. Hotel milik Amerika itu juga terdapat di kota Madinah. Berdiri angkuh di samping Masjid Nabawi dengan nama yang menyilaukan: “Dar Al Iman InterContinental Hotel”.

Saya mendapati wajah Al Haram ini sudah benar-benar berubah.
Bukit di sekeliling lembah yang terjaga – sejak Nabi Ibrahim alaihi sallam dan putranya yaitu Nabi Ismail alaihi sallam meletakan batu pertama Baitullah itu – sudah tidak utuh lagi. Bukit bukitnya satu persatu menghilang dan berubah menjadi apartemen mewah…

Debu-debu beterbangan…
Mesin-mesin bergaung menanamkan kontruksi gedung-gedung raksasa disekeliling Masjidil Haram. Lembah Nabi Ibrahim ini hampir saja menghilang dan berubah menjadi pusat perbelanjaan yang memukau. Lembah itu telah diacak-acak oleh tangan-tangan manusia serakah.

Subhanallah. .
Sungguh saya tidak ridha, jika lembah ini ternodai. Meskipun pembangunan besar-besaran ini tidak dipungkiri memang memberikan efek baik bagi lembah makkah ini. Dengan adanya gedung-gedung ini, setidaknya lautan manusia yang berpusat dari seluruh dunia akan tertata dengan baik. Jutaan manusia yang memenuhi lembah ini diharapkan tertampung dengan akomodasi hotel-hotel tersebut.

Namun haruskah merubah kesan sakral tempat ini dengan pusat bisnis? Bukankah kesan “kemegahan” itu tidak harus dimunculkan di situs paling suci Islam ini?

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainulyaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”. (QS At Takasur 1-8)

“Ada nuansa yang berbeda, jika anthum mengunjungi Masjidil Haram saat ini”.

Mungkin kebanyakan orang biasa-biasa saja melihat banyak perubahan di sekitar Masjidil Haram. Mungkin kebanyakan akan senyum terkagum-kagum melihat gedung-gedung mewah berdiri kokoh di samping Masjidil Haram.

Namun, demi Allah! Saya mendapati getaran dan kesan yang berbeda. Sebuah pertanyaan besar hinggap dibenakku. “Pertanda apakah semua ini?”

Mari sejenak kita lihat kembali, tentang aktifitas keserakahan manusia di Bumi Allah ini. Mereka tak henti-hentinya berlomba-lomba membangun gedung paling tinggi di dunia, seakan mereka lupa Dunia ini akan kita tinggalkan.

Masih hangat di ingatan ketika January 2010 lalu, Perdana Mentri Dubai (Uni Emirat Arab), Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum meresmikan Burj Al Khalifa, nama gedung tertinggi di dunia dengan ketinggian diatas 800 meter mengalahkan ketinggian pencakar langit di Taipei dan sederetan nama gedung-gedung pencakar langit lainnya saat itu.

Negara-Negara teluk saat ini sedang terus menerus merencakan pembangunan gedung-gedung pencakar langit di ibu kotanya masing-masing. Saudi sendiri sedang membangun 14 gedung pencakar langit di Riyadh, Jeddah dan Makkah. Beberapa darinya telah sempurna.

Mereka terus menghiasi ibu kotanya dengan ratusan gedung-gedung pencakar langit dengan bentuk-bentuk yang unik dan cantik, mereka terus berlomba-lomba membangun gedung tertinggi di negerinya masing-masing seakan mereka akan hidup di dunia ini untuk selamanya.

Disatu sisi menakjubkan dan di sisi lain menakutkan. Bagi orang beriman tentunya ini adalah hal yang sangat menggetarkan hati. Bergetarkah hatimu saat kesan perlombaan itu mendesak pekarangan Al Masjid Al Haram?

Disinilah lembah peradaban Islam berawal. Dari lembah inilah cahaya fajar Islam mulai merekah, cahayanya mulai bersinar keseluruh dunia. Lembah ini terjaga dari masa kemasa. Lembah yang menyimpan Masjidil Haram, masjid yang menyimpan Baitullah. Kearah lembah inilah setiap saat wajah wajah mukminin-mukminat terarah, menghadapkan wajahnya kepada sebuah simbol Rumah Allah/Baitullah.

Lembah ini tak pernah sepi dikunjungi jutaan manusia dari berbagai penjuru Dunia, setiap saat, setiap waktu. Dirindukan mereka yang belum pernah mengunjunginya bahkan juga dirindukan mereka yang telah mengunjunginya, berkali-kali sekalipun. Tak pernah ada yang bosan menemui masjid ini. Semua ingin kembali kesana, merasakan getaran rindu yang mendalam ketika sudah merengkuh nikmatnya shalat di Masjidil Haram tepat dihadapan Baitullah.

"Siapakah gerangan yang merencakan gedung-gedung ini. Kenapa harus di halaman Masjid yang suci ini?"

Di tower paling tinggi disebelah kanan Masjidil Haram terdapat sebuah Jam Raksasa yang berdiameter tidak kurang dari 40 meter, jam ini dipasang di empat sisi tower hingga terlihat dari semua arah. Menurut harian Arab News, jam tersebut mulai berdetak secara resmi tanggal 1 Ramadhan 1432 Hijriyah lalu.

Kompleks Hotel dan apartement yang diberi nama Al Braj Al Bait atau The Royal Clock Tower Mecca ini memakan tempat hampir satu juta lima ratus meter persegi di wilayah selatan masjidil Haram. Komposisinya memiliki tujuh menara, beberapa Hotel bintang lima, dua helipad, ruangan konference, restoran, dan pusat perbelanjaan.

Disebelah kiri kompleks ini, sebuah proyek besar juga terlihat sedang menggarap kompleks apartement dan puluhan hotel bermenara tinggi. Ini terlihat dari poster besar perencanaan proyek yang dipajang diseberang jalan menuju gerbang utama masjid ini.

Selain bangunan-banguan berukuran raksasa berupa hotel, apartemen dan pusat perbelanjaan, disebelah kiri Masjid ini juga terlihat sebuah kontruksi perluasan Masjid. Masjid yang saat ini sudah memiliki 4 lantai ini diperluas sayapnya kesebelah kiri. Perluasan ini menelan beberapa bukit disebelah kiri masjid.

Tepat disebelah kiri kontruksi perluasan masjid, sedang dibangun sebuah stasiun kereta api cepat yang nanti akan menghubungkan Makkah-Jeddah-Madinah. Memang banyak sisi positifnya. Bangunan-bangunan baru ini kabarnya mampu menampung hingga 40.000 orang lebih saat musim Hajj tiba nanti.

Namun lagi, The Royal Clock Tower yang ditangani kontraktor Saudi Bin Laden (perusahaan milik ayah osama bin laden ini) memiliki ketinggian berselisih hanya 200 meter dibawah gedung tertinggi dunia saat ini, atau dengan kata lain gedung tertinggi kedua di dunia saat ini.

Pertanyaannya adalah, benarkah peminpin negri-negri Islam saat ini sudah ikut serta dalam maraknya perlombaan pembangunan gedung-gedung dengan negara kaya lain?

Bukankah ini tanah Haram!?
Adakah manusia mulai berani merusak tanah Haram ini?
Apakah gerangan yang sedang terjadi, akankah cerita lembah bersejarah ini berakhir? Apakah manusia akhir jaman ini benar benar ingin menghilangkan lembah Ibrahim ini?

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia di jalan Allah dan Masjidil Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih." (QS al-Hajj: 25)

Keserakahan tidak terhenti disini. Berita menggetarkan segera mengguncang dunia, Kerajaan Saudi Arabia telah menyetujui pembangunan “Kingdom Tower” calon gedung tertinggi dunia berketinggian 1000 Meter (1 Kilometer menjulang keangkasa) yang akan dibangun dipantai laut merah, 20 kilomter utara Jedah.

Pembangunan ini telah dijadwalkan akan digarap oleh Saudi Binladen Group dan bilioner Prince Waleed al Talal di January 2012 ini. Jika Burj Al Khalifa memerlukan 5 tahun pembangunan, maka gedung yang semula akan dibangun dengan ketinggian 1,6 Kilometer ini direncanakan akan selesai dalam 10 tahun kedepan.

Bukankah kesan perlombaan itu semakin nyata? Kingdom Tower semula direncanakan berketinggian 1 mile, atau setara dengan 1600 meter, ini artinya dua kali lipat dari gedung tertinggi di Dunia saat ini. Artinya Negara Negara teluk saat ini benar-benar sedang berlomba untuk membangun gedung tertingginya.

Ini tidak mengejutkan, jika kita rajin menelusuri informasi perlombaan ini maka kita akan menemukan bahwa Kingdom Tower ini pun ternyata sudah ada pesaingnya. Bangunan raksasa yang mengalahkan Kingdom Tower Jeddah ini adalah “The Ultima Tower”, tidak tanggung-tanggung bangunan yang di design menyerupai kota ini direncanakan akan berketinggian 3.217 meter atau 3 kilometer menjulang ke angkasa!

Bangunan ini di design membentuk kota pencakar langit, ia akan menampung populasi sampai satu juta orang dengan luas keseluruhan 140 juta meter persegi. Designer Amerika; Eugene Tsui telah merancang segalanya termasuk fasilitas lift mutakhir yang bisa mengantar orang mencapai lantai tertinggi gedung dengan waktu 9 minutes and 40 detik.

Masha Allah TabarakAllah, akankah rencana rencana manusia ini terjadi?
Berita ini mungkin tidak aneh, hal seperti ini telah menjadi berita klasik di internet. Namun untuk kita yang mengetahui, informasi semacam ini bukan hal spele.

Bukankah keserakahan manusia manusia ini adalah tanda-tanda kiamat yang nyata?

Mari kita lihat kembali dan menyelaraskannya dengan sebuah Hadits. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam telah melihat kesan perlombaan ini dari 14 abad yang lalu dalam sebuah riwayat hadits dari Abu Hurairah radiyallahu anhu yang menceritakan sebuah kisah saat Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam di datangi oleh Malaikat Jibril alaihi sallam yang menjelma menjadi seorang laki-laki yang bertanya untuk menguji pengetahuan Rasulullah..

Ketika Malaikat Jibril alaihi sallam bertanya mengenai hari kiamat, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

“Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya; Apabila budak perempuan melahirkan anak tuannya [[3]], maka itulah satu di antara tandanya. Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia [[4]], maka itu tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala (Ri’aa’ Al Buhmi) [[5]] hidup saling bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah”.

Kemudian Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah:
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". [[6]]

Diriwayat lain dalam hadits yang sama, jawaban Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam tentang kiamat ini diterjemahkan dengan kalimat: "Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.."

"Berlomba lomba membangun geduh bertingkat", itulah salah satu tanda-tanda kiamat yang dikatakan Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam dalam Hadits tersebut.

Tersirat jelas, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam ingin mengabarkan kepada kita semua bahwa nanti sebelum kiamat terjadi, manusia akan berlomba lomba membangun gedung bertingkat tingkat.
Mungkin pada saat itu para sahabat hanya mengimani dan tidak bisa melihat secara nyata, karena saat itu Saudi Arabia adalah gurun tandus dan memang belum ada kota kota gemerlap seperti saat ini.

Namun saat ini, gedung-gedung angkuh itu telah mendesak pekarangan Masjidil Haram. Bebukitan di sekitar lembah di mana Nabi Ibrahim As dan putranya mendirikan tonggak-tonggak Baitullah itu sekarang dihancurkan dan diganti dengan gedung-gedung komersial.

Inikah tanda-tanda kiamat itu? Wallahu Ta'la Alam.
Hanya pada pengetahuan-Nya lah kapan hari itu terjadi. Namun dari sekian banyak hadits telah terbukti, nyata dihadapan kita bahwa mungkin saja Hari itu tengah mengintai kita!

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah dua golongan besar saling berperang sehingga pecahlah peperangan hebat antara keduanya padahal dakwah mereka adalah satu”. [[7]]

Bukankah peristiwa dalam hadits diatas terjadi persis dihadapan kita, bahkan kita mungkin adalah salah satu dari keduanya? Peristiwa menyedihkan saling menuduh sesat, hingga terjadi perdebatan di mana-mana dan pecahnya persaudaraan padahal dakwah kita sama.

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah banyak peristiwa haraj”. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah haraj itu?” Beliau menjawab: “Pembunuhan, pembunuhan”. [[8]]

Di era mulai tahun 90an ini, pembunuhan adalah bukan berita menggetarkan lagi. Bahkan perang demi peperangan di Palestina, Irak, dan berbagai gejolak yang sedang berlangsung di timur-tengah dan Afrika utara saat saat ini belum terlihat tanda-tanda akan segera mendingin. Mayat-mayat bergelimpangan tak berharga, pembantaian manusia di mana-mana.

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas, sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Lalu terbunuhlah dari setiap seratus orang sebanyak sembilan puluh sembilan dan setiap orang dari mereka berkata: Semoga akulah orang yang selamat”. [[9]]

Sungai Eufrat terletak di Irak, bukankah kota baghdad saat ini sudah hancur lebur diluluhlantakan bomb-bomb Amerika beberapa tahun lalu? Bukankah satu-satunya kota sejarah peradaban ilmu-ilmu Islam itu saat ini tinggal kenangan saja?

Sungguh banyak, bahakan begitu banyak tanda-tanda nyata yang harus kita perhatikan. Tanda-tanda kebenaran Islam yang saat ini satu persatu diketengahkan kepada Manusia di dunia.

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam mengibaratkan jari tengah dan jari telunjuknya untuk menginformasikan bahwa kiamat itu sangat dekat.

Dari Jabir bin Abdullah radiyallahu ‘anhu, dia berkata, "Apabila Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah, maka kedua matanya memerah, suaranya tinggi dan keras berapi-api seolah beliau adalah komandan pasukannya, beliau berkata, 'Jagalah dirimu setiap saat'. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, 'Antara aku diutus dan datangnya hari kiamat bagai dua jari ini.' Beliau merapatkan dua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah). [[10]]

Sahal bin Saad radiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda sambil memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah: “Waktu aku diutus (menjadi Rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti ini” (mengisyaratkan dekatnya waktu kiamat). [[11]]

Bisa jadi kiamat telah dekat,  Allahu’ Ta’ala Alam..
Pada-Nya lah pengetahuan tentang Hari Kiamat.

Pada intinya, semua jiwa akan menemui hari kiamatnya masing masing. Ia adalah kematian, yang akan mengakhiri kehidupannya di dunia. Kematian yang akan membuka pintu-pintu keabadian akhirat. Sungguh hari kiamat itu sangat dahsyat. Dan hari berikutnya lebih dahsyat lagi, Alam Mahsyar. Alam yang sering kita lupakan.

“Subhanallah..”.
Jiwaku terus berbisik-bisik, hingga selesai putaran ke tujuh sa’i. Proses selanjutnya adalah tahalul, atau mengunting rambut sebagai penutup dari seluruh prosesi umrah.

Sejenak aku terduduk, mengumpulkan kembali seluruh ingatan.
Berdiri memegang pagar masjid di bibir masjid lantai 4, menghadap Baitullah. Dari sini keseluruhan Baitullah dan ruang tengah masjid terlihat sempurna.

Matahari mulai menurun.
Pilar-pilar Al haram berubah menguning, bercampur dengan warna kehijau hijauan cahaya led menambah kemegahan Mesjid.

Senja menyapa lagi.
Sebentar lagi maghrib.
Aku berdiri disana hingga senja usai.
Lampu led hijau di puncak Clock Tower mulai menyala.
Jam itu memang besar, jam terbesar di Dunia saat ini.

Ditata dan di design dengan arsitektur arsitektur terkenal italia, di balut dengan emas dan teknologi yang menahannya dari kerusakan akibat cahaya dan awan yang melintasinya.

“Mengagumkan, juga menggetarkan”.

[1] Shahih, di dalam kitab Al Irwa   (1/32/3). Baihaqi, [Bukhari dalam, 92- Kitab Al Fitan, 25- Bab Haddatsana Musaddad].
[2] HR Abu Dawud No. 449  
[3] Yaitu tuannya, pada pemahamannya terdapat beberapa pendapat, dan mayoritas mengatakan bahwa ini hanya sebuah pemberitahuan tentang banyaknya budak perempuan dan anak-anaknya. Karena anak tersebut terlahir dari tuannya, karena kedudukannya sebagai tuannya.
[4] Yaitu para pemimpin bumi. [Ini menurut riwayat Muslim]
[5] Ri'aa, dengan mengkasrahkan huruf Ra, kadangkala dibaca, "Ru'aatun' dibaca Dhammah dan tambahan Ta'. Dan 'al Buhmu' yaitu maknanya adalah anak kambing domba dan sapi. (Kitab Mukhtashar Shahih Muslim Jilid 1 pada hal. 7 karya Muhammad Nashiruddin Al Albani)
[6] Hadits ini tercatat dalam Shahih Muslim No.10, hadits senada juga terdapat dalam sahih Al Bukhari No. 48, An Nasai 4905, Ibn Majah No. 63 juga diriwayatkan Imam Ahmad
[7] Shahih Muslim No.5142
[8] Shahih Muslim No.5143 dalam Al-Jam’u Baina ash-Shahihain
[9] Shahih Muslim No.515
[10] Shahih Muslim No.5244 dalam kitab Mukhtashar Shahih Muslim karya Muhammad Nashiruddin Al Albani Hal. 309.
[11] Shahih Muslim No.5244.



.....
BUKU REHAB HATI - NAI
Hal 100 - 111 (Insya Allah, jika ada umur panjang bersambung hingga Hal 450)

Bukunya tersedia, inbox ana langsung dengan format pemesanan: NAMA, ALAMAT, No HP, dan Jumlah Pesanan.

Salam Bahagia
Nuruddin Al Indunissy

No comments:

Post a Comment